Pemkab Barito Utara (Barut), melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) setempat, menggelar Lomba Bercerita Bahasa Daerah (Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan), Sabtu (28/9/2024). Foto: Diskominfosandi Barut

kabarmuarateweh.id, MUARA TEWEH – Pemkab Barito Utara (Barut), melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) setempat, menggelar Lomba Bercerita Bahasa Daerah (Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan), Sabtu (28/9/2024).

Acara dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dwi Agus Setijowati, di Aula Disbudparpora Barut.

Pj Bupati Barut dalam sambutannya yang dibacakan oleh, Dwi Agus Setijowati, mengatakan bahwa kpengaruh modernisasi dan digitalisasi saat ini sangat besar, terutama bagi generasi muda, banyak yang tidak peduli akan budayanya sendiri, terutama dalam hal bahasa daerah yang dimilikinya.

Hal semacam ini perlu dihindari, jika tidak bahasa daerah akan punah, pada faktanya kebanyakan masyarakat merasa bahwa bahasa daerah itu adalah kampungan atau ketinggalan zaman tidak gaul dan sebagainya.

“Oleh sebab itu, saya mengajak kepada kita semua untuk melindungi dan menjaga bahasa daerah serta mewariskannya kepada anak cucu kita,” kata dia.

“Saya berharap dengan kegiatan lomba bercerita bahasa daerah, dapat menjadi pemacu semangat para pelajar untuk melestarikan kebudayaan dan bahasa lokal daerah kabupaten barito utara,” imbuhnya.

Rekomendasi Berita  DPRD Barito Utara Gelar RDP Untuk Bahas LPG Bersubsidi Mahal dan SUlit di Dapatkan

Sementara, Kepala Disbudparpora Barut, Annisa Cahyawati, menyampaikan bahwa seluruh peserta yang mengikuti lomba bercerita Bahasa Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan ini berjumlah 124 orang yang merupakan siswa/siswi SLTP/SLTA sederajat.

Tujuan digelarnya lomba, sebut dia, adalah upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah di Barut, terutama bahasa Dayak Bakumpai, Tawoyan, dan Dusun Malang yang menjadi bahasa mayoritas di daerah setempat.

“Melestarikan bahasa daerah agar tidak hilang tergerus oleh hiruk pikuknya kemajuan zaman kemajuan teknologi, kemajuan budaya luar, jadi kita mengupayakan untuk melakukan pelestarian,” tandasnya.

Editor: Aprie