
kabarmuarateweh.id – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merilis catatan terbaru terkait Indeks Menabung Konsumen (IMK) untuk periode September 2025, yang mencerminkan tren kebiasaan masyarakat dalam menyisihkan pendapatan di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada September 2025 tercatat di angka 77,3, turun tipis 1,6 poin dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.
Penurunan ini sejalan dengan pelemahan Indeks Intensitas Menabung (IIM) pada periode yang sama, yakni sebesar 3,6 poin ke level 67,1.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono mengungkapkan penyebab masyarakat Indonesia mengalami penurunan untuk menabung.
Berdasarkan, hasil Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS pada bulan September 2025 melaporkan kekhawatiran konsumen dalam memandang prospek ekonomi, lapangan kerja, dan pendapatannya di masa mendatang.
Hal ini dari Indeks Ekspektasi (IE) yang masih berada di atas 100, atau berada di level 109,0 pada bulan itu menurun. Angka itu menurun 2,0 poin dari posisi Agustus 2025.
“Pada periode yang sama, Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) menurun 5,4 poin ke level 65,8, mencerminkan pelemahan persepsi konsumen dalam menilai kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2025. di kutip kabarmuarateweh.id melalui suara.com.
Dengan perkembangan ini, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) LPS mencapai level 90,5 pada September 2025 atau 3,5 poin lebih rendah dibanding pada bulan sebelumnya.
Apalagi, kenaikan harga membuat masyarakat Indonesia susah untuk menabung.
“Konsumen menghadapi kenaikan harga sembako dan kondisi lapangan kerja yang sulit, sehingga berkontribusi pada penurunan IKK pada bulan September lalu,” katanya.
Selain itu, penurunan IKK juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti kegagalan panen dan harga pupuk yang mahal.
“Cuaca ekstrem yang masih melanda sejumlah wilayah, baik berupa curah hujan tinggi maupun kekeringan, menyebabkan kekhawatiran akan risiko kegagalan panen,” jelasnya.
Ditinjau berdasarkan pendapatan, sama seperti IMK, IKK di kelompok rumah tangga (RT) berpendapatan di atas Rp 7 juta per bulan tetap berada di atas 100 atau masih di level optimis pada September 2025.
Ini terjadi meski IKK di kelompok ini mengalami penurunan 2,3 poin dari posisi Agustus 2025.
Di waktu yang sama, IKK di tiga kelompok pendapatan lain juga turun berkisar 2,6 poin hingga 10,4 poin.
Sebagai informasi. Indeks Menabung Konsumen (IMK) menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen.

Level IMK di atas 100 menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen yang tinggi.
IMK terdiri dari dua komponen penyusun yaitu Indeks Intensitas Menabung (IIM) dan Indeks Waktu Menabung (IWM).
IIM menunjukkan penilaian konsumen tentang intensitas dan kemampuan menabung, sedangkan IWM menggambarkan penilaian konsumen terhadap waktu yang tepat untuk menabung atau niat untuk menabung.
Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) menunjukkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi, lapangan kerja dan pendapatan rumah tangga.
Level IKK di atas 100 menunjukkan konsumen lebih optimis terhadap kondisi ekonomi secara umum, ekonomi wilayah, kondisi lapangan kerja saat ini, dan prospeknya dalam enam bulan mendatang.(*)
Penulis : Yehezkiel
Editor : Apri













