kabarmuarateweh.id, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarbaru akan memecahkan masalah penyaluran gas elpiji 3 kilogram di wilayah setempat agar tepat sasaran.
Masalah itu menyusul keluhan warga Banjarbaru terkait langka dan tingginya harga eceran elpiji subsidi melewati harga yang ditetapkan pemerintah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banjarbaru, Muriani mengungkapkan, sejumlah warga masih mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 Kg bersubsidi.
“Masih dikeluhkan masyarakat karena kita pantau pengiriman-pengiriman masih seperti bulan sebelumnya belum terkendali, jadi pengecer-pengecer masih bisa bermain,” ungkap Muriani, seperti dilansir dari kanalkalimantan.com, Sabtu (6/7/2024).
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalsel saat berkesempatan audiensi dengan Pemko Banjarbaru meminta agar dilakukan evaluasi terkait dengan kartu kendali.
“Mereka minta kita evaluasi dulu kartu kendali, mengingat adanya pertambahan penduduk di Banjarbaru, UKM-UKM juga bertambah, maka otomatis keperluan pasokan elpiji ini menjadi cukup besar,” ungkapnya.
Terkait dengan kondisi itu, tak bisa dipungkiri pemerintah memang perlu melakukan penambahan kuota penyaluran ke warga.
Kendati demikian Muriani bilang, pemerintah akan melakukan evaluasi di lapangan terlebih dahulu dengan menerapkan hitung terkait berapa kebutuhan yang benar-benar diperlukan.
“Penambahan sendiri bisa kita sampaikan langsung ke Pertamina, tapi harus ada hitung-hitungan, juga berapa sebenarnya kebutuhan, karena menurut mereka kita sudah over. Karena over itu berdasarkan hitungan keperluan dalam waktu dua tahun yang lalu,” jelas Muriani.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, mengatakan telah meminta sejumlah data terkait jumlah pasokan elpiji 3 Kg di pangkalan maupun agen, apakah ada pengurangan dan lainnya.
“Yang jelas kita koordinasikan data dulu, data pangkalan berapa kuota menurut Hiswana Migas, apakah sesuai dengan kondisi di lapangan,” ujar Wali Kota Aditya.
Data dari Hiswana Migas terkait dropping dan extra dropping dari Pertamina kepada agen dan pangkalan. Karena pertumbuhan penduduk di ibu kota Kalsel menjadi salah satu faktor kurang penyaluran elpiji 3 Kg.
“Pertumbuhan penduduk itu salah satu faktor kelangkaan, namun juga ada permainan,” ungkapnya.
Semua data pasokan yang kurang atau lebih kata Aditya telah disampaikan oleh Hiswana Migas. Setelah data didapat pihaknya kembali akan mengatur evaluasi di lapangan.
“Berdasarkan data itu akan kita follow up, nanti kita panggil dan sampaikan ke Pertamina, dengan harapan upaya ini menjadi satu langkah mengurangi kelangkaan LPG 3 Kg di Kota Banjarbaru,” tandas Aditya.
Editor: Aprie