Pria Palestina berjalan di tengah reruntuhan sekolah UNRWA di Kota Gaza yang hancur akibat serangan udara Israel 8 Oktober 2023. Foto: Majdi Fathi/NurPhoto via Antara/pri

kabarmuarateweh.id, GAZA – Tentara Israel semakin brutal dengan memperluas serangannya ke Rafah di bagian paling selatan Jalur Gaza pada Rabu (5/6/2024) waktu setempat.

Situasi itu bersamaan dengan pergerakan mereka ke daerah timur kamp pengungsian Bureij dan Maghazi, di bagian tengah Jalur Gaza.

Seorang koresponden Anadolu seperti dikutip dari Antara, pantauan saksi mata membenarkan pergerakan kendaraan militer Israel menuju wilayah “Eastern Garage” dan di sekitar Masjid Al-Awda di Rafah tengah.

Para saksi menambahkan bahwa pergerakan tentara Israel tersebut terjadi saat penembakan artileri berat Israel di Rafah.

Di Khan Younis, tentara Israel melancarkan serangan ke Kota Qarara, bagian timur Kota Khan Younis, menurut reporter Anadolu masih dikutip dari Antara.

Di Jalur Gaza tengah, tentara Israel juga melancarkan serangan ke wilayah timur kamp pengungsi Bureij dan Maghazi dengan penembakan artileri berat sehingga mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan warga Palestina.

Kementerian Kesehatan belum mengonfirmasi jumlah korban di daerah itu.

Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.

Rekomendasi Berita  Anggota DPR RI Amelia Anggraini: Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia Bisa Jadi Bumerang

Menurut otoritas kesehatan setempat,
diketahui lebih dari 36.500 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas, dan hampir 83 ribu lainnya luka-luka.

Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Editor: Aprie