kabarmuarateweh.id, MUARA TEWEH – Legislator DPRD Barito Utara (Barut) H Tajeri angkat bicara pasca-tragedi tenggelamnya kapal feri penyeberangan kendaraan di perairan Sungai Barito Bintang Ninggi II, Teweh Selatan, Barut, Kalteng.

Tajeri mempertanyakan apakah disebabkan human eror atau kelaikan armada feri yang dioperasionalkan untuk penyeberangan kendaraan dan orang?

Dia berharap kejadian ini menjadi pengalaman berharga dan perhatian serius oleh Pemkab Barut, khususnya instansi terkait.

Dari hal itu, dia meminta Dinas Perhubungan Barut segera turun melakukan pengecekan soal perizinan atau sejenisnya, karena ini menyangkut keselamatan jiwa manusia dan lainnya.

“Tidak hanya pengecekan izin itu juga termasuk berkaitan kelaikan atau tidak armada feri penyeberangan di wilayah Barut,” katanya.

“Selain itu bagaimana standar keselamatan awak feri termasuk penumpang yang ikut menyeberang menggunakan transportasi air itu,” lanjutnya.

Tajeri juga bilang, feri penyeberangan tentunya ada standar yang harus dipenuhi yang menjadi pertanyaannya apakah hal ini sudah terpenuhi oleh semua armada feri yang ada di Barut.

“Dengan kejadian ini diharapkan ke depan tidak ada musibah yang serupa, Kadis perhubungan sudah saya WA, alhamdulillah respon dengan baik. Dan semoga korban cepat ditemukan dengan selamat,” tandasnya.

Rekomendasi Berita  Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng Tutup Usia

Sebelumnya diberitakan, seorang anak buah kapal (ABK) bernama Muhammad Sibawai alias Seba (27) merupakan warga asal Lombok, Nusa Tenggara Barat yang berdomisili di Desa Batu Raya II, Kecamatan Gunung Timang, Barut, diduga tenggelam di Sungai Barito, saat feri penyeberangan tempatnya bekerja mengalami kebocoran dan karam saat menyeberangkan 2 mobil dan satu motor, dari Dermaga PT Bimal.

“Kemarin tim melakukan pencarian korban ABK yang diduga hilang sampai pukul 02.00 WIB dini hari. Pagi ini laporan dari tim di lapangan kembali melakukan pencarian,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Barut, Rizali Hadi kepada media ini, Senin pagi.

Diketahui kapal feri dinahkodai Andiman dengan 2 ABK Johan Pijannata Sampawang (24) asal Bandung berdomisili di Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Barito Selatan dan Muhammad Sibawai alias Seba (27) mengalami insiden tenggelam pada Ahad malam kemarin.

Feri tenggelam saat menyeberang dari Dermaga PT Bimal menuju Desa Bintang Ninggi II, kapal fery membawa 2 unit mobil jenis Hilux milik CV Sintiya Mandiri dan PT ABB, serta mengangkut 1 motor milik warga bernama Bahagia.

Rekomendasi Berita  DPRD Barut Ingatkan Pembangunan Tetap Perhatikan Keseimbangan Lingkungan

“Ada sekitar delapan atau sembilan penumpang saat itu termasuk kami ABK,” kata Johan Pijannata Sampawang ditemui di RSUD Muara Teweh.

Dia menuturkan, saat mulai berlabuh menuju Desa Bintang Ninggi II, tiba-tiba feri mengalami kebocoran di lambung belakang, air masuk ke kapal feri begitu cepat. 

Johan mengaku sempat berlari ke belakang berusaha menambal kapal yang bocor

“Mesin alkon untuk menyedot air tidak mampu karena begitu banyak air masuk. Saat kapal feri oleng kami semua terjun ke sungai berusaha menyelamatkan diri,” kata Johan.

Dia bilang, mereka sempat terombang-ambing cukup lama di sungai, sambil berusaha mencari cara menyelamatkan diri masing-masing.

“Kawan saya Seba malah sempat berpegangan di bahu saya. Dia tidak pakai pelampung. Saya sempat tenggelam, saat itu pegangannya terlepas. Saat saya muncul dari air ia sudah tidak terlihat dan saya sekuat tenaga menuju bibir pantai,” tutur Johan.

Sementara itu, hingga berita ini naik tayang belum keterangan resmi dari pihak kepolisian setempat.

Editor: Aprie