Ilustrasi - Lakukan salat dengan thuma'ninah. Foto: Freepik via Okezone.com

kabarmuarateweh.id, BANJARMASIN – Salat adalah amal ibadah yang akan dihisab pertama kali di hari kiamat kelak. Karenanya, salat pun menjadi tolak ukur bagi amal ibadah lainnya. Jika ibadah ini menghasilkan timbangan yang buruk, amalan lain juga akan buruk dan sebaliknya.

Dalam hadits Anas RA dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Amal seorang hamba yang pertama kali akan dihisab kelak pada hari Kiamat adalah salatnya. Jika salatnya baik, maka seluruh amal yang lainnya akan baik pula; dan jika salatnya jelek, maka seluruh amalnya yang lain akan jelek pula.” (HR. Abu Hurairah).

Namun benarkah salat kita selama ini? Di antara kesalahan fatal yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin dalam salat mereka adalah meninggalkan thuma’ninah, padahal Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengungkapkan orang yang tidak melakukannya sebagai pencuri terjelek.

Padahal salat adalah ibadah yang paling resmi di dalam Islam. Salat sebagai barometer diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang, seharusnya menjadi perhatian ekstra dari kita.

Tapi sayang tidak sedikit dari umat Islam yang salatnya acak-acakan, terburu-buru, tidak khusyuk dan bahkan tidak thuma’ninah.

Tak heran jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengingatkan umatnya agar dalam salat tidak ‘mencuri salatnya’.

Dilansir suaraislam.id, dalam Musnad Imam Ahmad dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa bersabda,

Rekomendasi Berita  Niat Puasa Rajab Digabung Dengan Ganti Utang Puasa Ramadhan

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.

“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya.” (HR. Ahmad).

Na’udzubillahi mindzalik, itulah pencuri dalam salat. Mereka salat, tapi saat ruku’ dan sujudnya tidak sempurna alias tidak thuma’ninah.

Padahal orang yang sedang salat itu sedang muwajjahah atau berkomunikasi langsung dengan Rabbnya. Tapi mengapa kok salatnya terburu-buru, tidak khusyu’ dan tidak thuma’ninah?.

Jika pencuri salat itu adalah imam salat, maka ini akan sangat berbahaya karena dapat ‘mengorbankan’ makmum yang ada di belakangnya, sehingga para makmum ini juga salatnya tidak thuma’ninah.

Ada riwayat hadits yang cukup masyhur yang menerangkan musiushalah orang yang buruk salatnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sebagai berikut:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَرَدَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَقَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ » فَصَلَّى ، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ » . ثَلاَثًا . فَقَالَ وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِى . قَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا

Rekomendasi Berita  Setiap Sudut Kota Muara Teweh Mulai Dipenuhi CCTV dan Videotron

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika masuk masjid, maka masuklah seseorang lalu ia melaksanakan shalat. Setelah itu, ia datang dan memberi salam pada Nabi Ahallallahu Alaihi Wasallam, lalu beliau menjawab salamnya. Beliau berkata, “Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat.”

Lalu ia pun salat dan datang lalu memberi salam pada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau tetap berkata yang sama seperti sebelumnya, “Ulangilah salatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah salat.” Sampai diulangi hingga tiga kali.

Orang yang jelek salatnya tersebut berkata, “Demi yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan salat sebaik dari itu. Makanya ajarilah aku!”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lantas mengajarinya dan bersabda, “Jika engkau hendak salat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu. Lalu rukuklah dan sertai thuma’ninah ketika rukuk. Lalu bangkitlah dan beriktidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah sertai thumakninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thumakninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thumakninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu.” (HR. Bukhari, no. 793 dan Muslim, no. 397).

Rekomendasi Berita  Masa Peminjaman Hubner di Cerezo Osaka Berakhir Lebih Cepat?

Dalam hadits ini, diterangkan bahwa orang yang jelek shalatnya disuruh mengulangi shalatnya sampai tiga kali oleh Rasulullah Saw, karena shalatnya tidak thuma’ninah, sama artinya belum salat.

Karena thuma’ninah itu salah satu rukun dalam salat. Kalau rukunnya rusak, maka batallah salatnya.

Dan apa sebenarnya yang disebut thuma’ninah itu?

Menurut Syekh Salim bin Samir Al-Hadrami dalam kitabnya “Safinatun Najah”, thuma’ninah adalah diam sejenak setelah gerakan sebelumnya, kira-kira setelah semua anggota badan tetap (tidak bergerak) dengan kadar lamanya waktu setara dengan membaca bacaan kalimat tasbih (subhanallah).

Berdasarkan hadist tersebut, para ahli fikih menyimpulkan setidaknya ada empat gerakan rukun dalam salat yang wajib thuma’ninah yaitu:

Thuma’ninah ketika rukuk.

Thuma’ninah ketika i’tidal.

Thuma’ninah ketika sujud.

Thuma’ninah ketika duduk di antara dua sujud.

Sementara itu, dalam kitab “Fathul Qarib“, Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazi menekankan bahwa thuma’ninah saat sujud tidak cukup hanya menyentuhkan kepala ke tempat sujud, melainkan harus ditekankan sekiranya beban kepala mengenai tempat sujud. Wallahu ‘alam

Editor: Aprie