KABARMUARATEWEH.ID – Penelitian yang dipublikasikan oleh BMC Psychiatry menyimpulkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat merugikan kesehatan usus dengan mengganggu mikrobioma usus, serta terkait dengan kondisi depresi dan kecemasan.
Menurut laman Eating Well, penelitian ini melibatkan 18.439 peserta yang mewakili berbagai kelompok usia, ras, dan etnis. Setiap peserta menyelesaikan Kuesioner Kesehatan Pasien-9 (PHQ-9) sebagai alat skrining cepat untuk depresi, sementara informasi tentang pola makan mereka dikumpulkan melalui dua wawancara ingatan makanan selama 24 jam.
Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan hubungan linier antara asupan gula dan risiko depresi, dengan peningkatan asupan gula sebesar 100 gram per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi sebesar 28 persen.
Peneliti juga menyoroti hubungan antara kesehatan usus dan depresi, dimana asupan gula yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus.
Selain itu, asupan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan fluktuasi gula darah yang drastis, mempengaruhi suasana hati dan tingkat energi seseorang.
Pedoman Diet Amerika 2020-2025 merekomendasikan batasan asupan gula tambahan menjadi kurang dari 10 persen dari total asupan kalori harian, dengan jumlah maksimal sekitar 48 gram gula per hari untuk diet 2.000 kalori.
Rekomendasi yang lebih ketat diberikan oleh American Heart Association, yang menyarankan agar wanita tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram gula tambahan per hari dan pria tidak lebih dari 36 gram.
Asupan gula tambahan yang berlebihan telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit serius, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit hati berlemak non-alkohol, sindrom metabolik, dan asam urat.
Mengingat risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi gula tambahan yang berlebihan dan kenyataan bahwa banyak makanan dengan kandungan gula tambahan yang tinggi memiliki sedikit nilai gizi, disarankan untuk mengurangi asupan gula tambahan secara keseluruhan.